Pernikahan Berbeda Agama ?

Beberapa orang berpikir bahwa modal utama dalam suatu pernikahan adalah CINTA.
Segelintir orang nekad berpendapat bahwa Cinta sanggup menerjang badai apapun,
Apakah pendapat ini benar ?

Sepasang muda mudi sepakat merencanakan pernikahan, walaupun ketika rencana pernikahan mereka ditentang orang tua
karena Perbedaan Agama.
Mereka sepakat untuk membantah kekhawatiran orang tua mereka, karena mereka yakin bahwa cinta mereka cukup untuk segalanya.

Apakah Cinta ?

Banyak orang mengatakan ; Cinta tidak mengenal batas. Rasa cinta dapat tumbuh seketika, tak terencana dan tak pernah dapat diduga.
Sesaat smua orang sepakat, bahwa rasa cinta memiliki kekuatan yang tak terhingga untuk mengalahkan semua tembok penghalang,
bahkan CINTA TIDAK PERDULI SOAL PERBEDAAN.
tapi itu CINTA, KEEGOISAN / sekedar HAWA NAFSU sesaat ya ?

Apakah Mereka yakin bahwa yang mereka rasakan saat itu adalah CINTA ?

CINTA ADALAH

sebuah keputusan untuk tetap mengasihi dan menerima, walau saat itu kita disakiti, saat itu kita dikecewakan, saat itu kita dikhianati
dan di saat kita tidak mendapatkan kebahagiaan seperti yang kita pikirkan, namun kita tetap memilih untuk mengasihi pasangan kita.
Apakah pasangan kita sudah demikian ? jangan-jangan malah lebih sering EGOIS ya ? hehe....

Semua hal diatas, akan sering kita rasakan ketika kita telah masuk dalam suatu pernikahan.
Ketika kita telah tinggal se-rumah, setiap hari kita bertemu dengan pasangan kita,
Disanalah

PERBEDAAN ITU AKAN SERING KITA RASAKAN.

Karena begitu banyaknya perbedaan yang timbul dalam suatu pernikahan, pasangan suami dan isteri sering kali berkata mereka sudah tidak lagi menemukan alasan untuk saling mencintai.
Namun ketika suami dan isteri memutuskan untuk bertahan dan tetap menyayangi di dalam ketidakbahagiaan mereka, ITULAH CINTA.

Lalu banyak orang bertanya, Bolehkah Pernikahan Berbeda Agama ?

Agama berasal dari kata A = Tidak, Gama = kacau, Agama mengajarkan setiap umatnya untuk rukun, saling menerima dan mengasihi sesama.
Namun dalam menjalankan setiap ajaran Agama, seringkali manusia terbentur oleh keegoisan dirinya sendiri.
manusia sering kali mengutip ayat ayat kitab suci untuk membenarkan perilaku salah yang dilakukan oleh dirinya sendiri, inilah kenyataannya.
Agama mengajarkan kita melalui pola pikir positif. Pola pikir positif yang kita simpulkan secara pribadi menghasilkan rangkaian perilaku,
Rangkaian perilaku yang kita lakukan terus menerus, menimbulkan suatu kebiasaan dan kebiasaan yang kita miliki membentuk sebuah KARAKTER.

Lalu kembali orang bertanya, Bolehkah Pernikahan Berbeda Agama ?

Berikut adalah

BAROMETER

yang dapat menjadi pertimbangan :
- Apakah pasangan kita adalah orang yang memperlakukan keluarganya sendiri dengan baik ?
- Apakah pasangan kita adalah orang yang dikenal baik oleh kerabatnya ?
- Pernahkah pasangan kita berlaku kasar pada kita dalam perkataan dan perilakunya ?
- Selama ini sudahkah pasangan kita membuktikan, bahwa ia sudah banyak mengalah dalam segala perbedaan ?
- Yakinkah kita, bahwa dalam kegoisan pasangan kita, kita pastikan bahwa kita akan selalu sanggup untuk mengalah ?
- Seberapa EGOIS nya kita ? Apakah kalian berdua adalah orang yang menghargai kesucian ? (keperjakaan dan keperawanan)
- Apakah saat ini kalian tidak pernah bertengkar karena perbedaan pemikiran ?

Mungkin ketika sepasang calon pengantin mendiskusikan

BAROMETER

tersebut, salah satu dari mereka akan berkata :
- Ukuran diatas terlalu sempurna
- Semua manusia tidak ada yang sempurna
- Cinta sanggup mengatasi perbedaan diatara kita.

Boleh / Tidak pernikahan berbeda agama ?

ANDA PASTI TAHU JAWABANNYA.